Rabu, 18 Maret 2015

Pendiri,Pencetus MFI

Tidak ada komentar :

Vixion Anak Gunung

Tidak ada komentar :


Semarang -  Beginilah cara singkat yang dilakukan Yuli Setiawan bila merindukan unit Ducati Hypermotard. Enggak perlu nebus mahal-mahal unit motor impiannya itu.


Knalpot dibuat stereo, ngebas pula suaranya

Cara cepat cukup memodifikasi Yamaha V-Ixion rakitan tahun 2010 miliknya ala Ducati Hypermotard. "Yup bener itu memang maunya. Maka ubahannya merujuk ke motor Ducati," beber Chary Gafur, modifikator yang kebagian garap ubahan.
    
Gafur, sapaan akrabnya menyebutkan ada 2 poin utama supaya tampil ala Ducati. Adanya aplikasi sasis tubular yang menjadi ciri khas Ducati rujukan, selain motor juga mesti jangkung. Berikutnya adalah aplikasi saluran gas buang yang cenderung menjulang ke atas.

"Saluran buang untuk menambah aksen saja dan enggak mau hanya satu saluran buang. Lebih jos kalau dua unit," kekeh Gafur yang dianggukin Yuli yang kelola bisnis dagang Soto Pojok di pasar Bulu, Semarang.
    
Alhasil 2 poin utama itu yang dihadirkan. Bahkan tanpa tanggung bro, coba pelototin! Racikan sasis tubular pada mainframe aslinya terlihat dari depan sampai belakang. Dicat merah pula biar mencolok. Bahannya hanya memanfaatkan pipa besi dengan diameter 2,7 cm, dengan ketebalan 2,5 mm.
    
Modelnya diklaim mirip motor rujukan. Teraplikasi dengan sistem knockdown. "Jadi bila bosen tinggal copot beres," potong Yuli yang biasa dipanggil Pincuk ini.
     
Jurus bikin jangkung cukup dengan ngakalin dudukan monosok buritan yang dinaikin sedikit. Kalau sokbreker depan dipaksa lebih jangkung dengan tambahan as sok depan 10 cm. Sedangkan sok buritan cukup diakalin dudukan monosoknya, yakni digeser 4 cm.

Nih dia tampang si pemilik Vixion Hypermotard. Spatbor depan tingkat bro, keren!

Poin kedua soal gas buang kembar nih kiri-kanan. Trik jitu leher knalpot dengan diameter 30 mm dibuat bercabang. Proses bercabangnya itu sengaja enggak dari tengah. "Lebih mantap langsung dari lehernya. Jadi rata kiri-kanan, stereo.

Lumayan nambah performa kok. Soalnya silincer juga sudah dibedah lebih plong," yakin lajang berusia 22 tahun.
    
Ups hampir lupa, lihat tuh spatbor depannya. Hasil kolaborasi antara milik Kawasaki ZX130 dan Ninja. Keduanya dipenggal dan dipasang seperti terlihat di foto. Diklaim ala Hypermotard. (otomotifnet.com)

Honda Tiger Robot Buntung

Tidak ada komentar :


Desain yang tajam dipadu konsep custom membuat wajah Honda Tiger nyaris lenyap. Itulah maha karya G Mod yang terinspirasi konsep Euro Figh ter. ”Awalnya sich model minor fighter. Namun karena tak sesuai selera maka stylenya kuubah,” ujar S Waluyo, punggawa Tarantula Motor Jambi. l cand/tito

 JAMBI EUROFIGHTER FROM BATANGHARI
JAMBI EUROFIGHTER FROM BATANGHARI
SASIS DAN BODI
Konsep euro fighter kian kental setelah bagian sasis utama (penyangga mesin) original disambung ke frame belakang. ”Untuk pipanya kupake ukuran 3/4 bulat dengan tebal 2mm,” tutur Waluyo. Sedangkan trik penyambungannya, kreator tersebut menggunakan model knock down alias disambung via mur dan baut. Nampak kekar setelah tangki yang muat 5 liter merujuk bahan fiber dipadu dengan tubular. ”Bahan frame tubularnya dari pipa bulat ukuran 2 inci,” imbuh Waluyo.

CUSTOM HEADLAMP
Sorot cahaya kian terang setelah headlamp yang dibalut kedok custom mengaplikasi reflector Supra X 125 sedang stoplamp Honda Grand. ”Supaya terkesan eurofighter maka kupake knalpot 1-2 yang mana lubang satu dipecah dengan muffler double,” lanjut pria yang akrab disapa Gondrong.

KAKI-KAKI
Proyek yang kedua yakni merombak bagian kaki-kaki. Nampak gagah setelah selongsong sok depan merujuk up side down variasi. Sedangkan bagian belakang dicustom monoarm. ”Untuk lengan ayun kupake custom dengan bahan plat besi tebal 5 mm yang dilas karbit,” tutur Waluyo. Selanjutnya untuk anjrutannya mengaplikasi monosok YSS milik Honda NSR.

PELEK DAN DISCBRAKE
Agar konsep Eurofighter nampak selaras maka pelek depan belakang diperkokoh. ”Kali ini aku pake pelek depan RGV double disc sedangkan belakang custom pelek mobil yang kucustom,” beber Waluyo yang menunjuk karet ban IRC 120/70-17 depan dan Bridgestone 190/50-17 belakang. Makin pakem sistem pengeremannya setelah depan menggunakan piringan PSM yang dijepit dengan kaliper KTC. Sedangkan belakang custom dengan menggunakan piringan variasi yang dijepit disc brake Supra.


SPEK MODIF
SOK DPN : Up side down variasi,
DISCBRAKE : PSM,
KALIPER : KTC, SUPRA,
PELEK DPN : RGV,
PELEK BLKG : limbah mobil,
BAN : IRC, Bridgestone,
BODI : custom,
SOK BLKG : YSS,
LAMPU DPN : Supra X 125,
LAMPU BLKG : Grand,
 CAT : Blinken,
VERNIS : Blinken,
MODIFIKATOR : Tarantula Motor - Gondrong Modification, Jalan Sani Bandung, Seiputri - Jambi. 085764003800.

Modifikasi Honda Astrea Prima, Transgender Dua Silinder!

Tidak ada komentar :
 
 
“Kruk as pakai aslinya, tapi dengan penambahan 1 setang piston, pemasangan meniru punya Harley,”

Purwokerto - Honda Astrea Prima terlahir sebagai motor bebek yang terkenal nyaman dan tangguh di massanya. Tapi di tangan Benny Z, sang pemilik, identitasnya diubah 180 derajat. Dari bebek jadi motor sport lengkap dengan mesin dua silinder.

Wuih..Sebelum jadi motor sport, pekerjaan pertama adalah merombak mesin. Benny yang tinggal di daerah Mersi, Purwokerto, Jateng tak mau tanggung. Mesin yang aslinya hanya berkapasitas 97 cc dirombak jadi 2 kali lipat. Tak hanya kapasitas, tapi juga silindernya tambah satu!

Mesin berubah jadi V-twin, dengan kruk as ala HD

Pekerjaan mesin diserahkan pada Rohmat Hidayat yang biasa dipanggil Alip, kok nama dan panggilan enggak nyambung ya? Hehee... Menurut Alip, rombakan pertama pada bagian kruk as, “Kruk as pakai aslinya, tapi dengan penambahan 1 setang piston, pemasangan meniru punya Harley,” ujar pemilik bengkel Alip Jaya Racing (AJR) ini.

Dengan demikian kata Alip lebar kruk as tak berubah, makanya crank case pun tak perlu dilebarkan. “Setelah itu tinggal tambah daging bagian atas untuk pemasangan silinder baru,” lanjut pebengkel yang beralamat di Jl. Pasir Muncang, Purwokerto Barat.

Lengan ayun custom model pro arm, dipadu ban 200/50-17, garang!

Berikutnya tinggal menambah gigi sentrik, pulser dan pick up-nya di magnet, serta memindah dinamo starter ke bawah karena di atas tak ada tempat lagi. “Paling susah justru mengubah pompa olinya, biar pelumasan kuat dan rata ganti pakai punya Yamaha Jupiter,” imbuh mekanik 30 tahun ini. Untuk pendinginan ditambahkan 2 oil cooler Satria F150.

Sektor pengapian dan suplai bensin, tiap silinder dapat jatah sendiri-sendiri. Di antaranya 2 CDI Satria F150, 2 koil Blue Thunder dan 2 karburator Yamaha Scorpio. Mesin beres, langsung pindah ke bengkel Ripto Custom Bike (RCB) untuk pengerjaan sasis, bodi dan kaki-kaki.

Finishing airbrush bertemakan wayang Pandawa Lima garapan Toekang Cet

Biar jadi motor sport, sasis pakai milik Honda GL100. “Biar lebih klasik dikasih rangka model tubular,” terang Suripto, bos RCB.

Sedang tangki dan bodi belakang, menurut modifikator yang akrab disapa Kang Ripto ini dibuat pakai fiberglass tanpa referensi motor manapun. “Langsung saja bikin dari yang ada di otak, hehee...,” kekehnya.

Upside down berpadu dengan setang jepit dan spidometer digital

Untuk kaki-kaki, Kang Ripto mengandalkan upside down aftermarket dipadu sistem pengereman limbah Yamaha YZF-R1. Sedang belakang pakai lengan ayun bikinan RCB, dengan monosok comotan Yamaha Byson.Finishing-nya, Benny mempercayakan pengecatan pada bengkel Toekang Cet yang dikomandoi oleh Lutvi, juga di kawasan Purwokerto.

Temanya mencomot dari cerita wayang Pandawa Lima.Jadi inilah hasil dari transgender sebuah Astrea Prima.  Cakep! •(otomotifnet.com)




Data Modifikasi
Pelek: TK 3,5x17 & handmade 8x17
Ban: Dunlop 120/70-17 & 200/50-17
Knalpot: Werkes
Teromol: Tiger Custom & Vario
Cakram depan: PSM
Kulit Jok: MBTech
Upside down: aftermarket
Setang: Suzuki GSX-R1000
Master rem: Yamaha YZF-R1
Spidometer: Koso DB02R
Lampu depan: projektor Ultimate
Sokbeker: KYB Byson
Swing arm: handmade
Rangka: Honda GL custom
Oil cooler: Suzuki Satria F150
Cylinder Head: Honda Supra Fit
Karburator: Yamaha Scorpio
Koil: Blue Thunder
CDI: Suzuki Satria F150
Alip Jaya Racing: 0857-26577806
Ripto Custome Bike: 0816-4289149

Modifikasi Bajaj Pulsar 180 DTS-i, Jadi V-Rod Bikin Penasaran

Tidak ada komentar :
Tangerang _ Bajaj Pulsar 180 DTS-i sudah biasa kalau ganti ubahan ke gaya turing, namun itu kurang mengena buat Sandy Salim. “Saya pengin rombak penampilan yang orang-orang belum pakai dan mau bikin orang penasaran,” ucap warga Cipondoh, Tangerang, Banten ini.

Ubahan yang dimaksud pemilik motor keluaran 2012 itu adalah mengacu Harley Davidson V-Rod. Untuk urusan mengubah, Sandy menyerahkan ke Amir Prasetyo, punggawa bengkel Victory of Death (VOD) di Jl. KH. Hasyim Ashari, Ciledug, Tangerang, Banten.


POTONG SASIS

“Tema modif chopper di Pulsar 180 DTS-i, butuh ketelitian tinggi. Beberapa bagian rangka harus dipangkas dan harus terlihat proporsional. Kalo kelihatan tinggi sedikit aja, bakalan gak enak dipandang. Selain itu, menyesuaikan postur tubuh dari pemiliknya,” ungkap Amir.

Sebagai prosesi pertama, rangka belakang menjadi sasaran empuk dengan memotong sampai dudukan as sok belakang. Lalu, dibuat agak naik membentuk jok custom ala V-Rod. Sedangkan tangki aslinya diganti pake plat galvanis handmade VOD.

Lantas, peredam kejut masih mengusung bawaan Pulsar 180 DTS-i. Namun kedua pelek standarnya ditukar dengan merek V-Rossi ukuran 2.50x17 depan dan belakang 4.00x17. Sementara ban dari Zeneos Turino, depan 120/60-17 dan 160/60-17 belakang. Biar pijakan kaki buat rider nyaman, aslinya berubah bentuk dengan material plat bordes.

Supaya gak penasaran, monggo lihat detail P180 V-Rod ya! •(otomotifnet.com)


Pijakan kaki pakai plat bordes
Sesuai konsep V-Rod, knalpot dibikin dua, kiri dan kanan
Data modifikasi
Pelek depan-belakang : V-Rossi, 2.50x17 & 4.00x17
Ban depan-belakang : Zeneos Turino, 120/60-17 &160/60-17
Footstep : handmade VOD
Knalpot : MS3
Tubular : pipa 3/4 inci
Tangki : handmade VOD
Cakram depan-belakang : Nagoya & Honda Tiger Revo
Spatbor depan-belakang : handmade VOD
Setang : custom VOD
Lampu : custom VOD
Jok : custom VOD
Cover engine samping : Custom VOD
Estimasi biaya : Rp 15 juta
Victory of Death (VOD) : 021-93456656