Rabu, 18 Maret 2015
Vixion Anak Gunung
Semarang - Beginilah cara singkat yang dilakukan Yuli Setiawan bila merindukan unit Ducati Hypermotard. Enggak perlu nebus mahal-mahal unit motor impiannya itu.
Knalpot dibuat stereo, ngebas pula suaranya
Gafur, sapaan akrabnya menyebutkan ada 2 poin utama supaya tampil ala Ducati. Adanya aplikasi sasis tubular yang menjadi ciri khas Ducati rujukan, selain motor juga mesti jangkung. Berikutnya adalah aplikasi saluran gas buang yang cenderung menjulang ke atas.
"Saluran buang untuk menambah aksen saja dan enggak mau hanya satu saluran buang. Lebih jos kalau dua unit," kekeh Gafur yang dianggukin Yuli yang kelola bisnis dagang Soto Pojok di pasar Bulu, Semarang.
Alhasil 2 poin utama itu yang dihadirkan. Bahkan tanpa tanggung bro, coba pelototin! Racikan sasis tubular pada mainframe aslinya terlihat dari depan sampai belakang. Dicat merah pula biar mencolok. Bahannya hanya memanfaatkan pipa besi dengan diameter 2,7 cm, dengan ketebalan 2,5 mm.
Modelnya diklaim mirip motor rujukan. Teraplikasi dengan sistem knockdown. "Jadi bila bosen tinggal copot beres," potong Yuli yang biasa dipanggil Pincuk ini.
Jurus bikin jangkung cukup dengan ngakalin dudukan monosok buritan yang dinaikin sedikit. Kalau sokbreker depan dipaksa lebih jangkung dengan tambahan as sok depan 10 cm. Sedangkan sok buritan cukup diakalin dudukan monosoknya, yakni digeser 4 cm.
Nih dia tampang si pemilik Vixion Hypermotard. Spatbor depan tingkat bro, keren!
Lumayan nambah performa kok. Soalnya silincer juga sudah dibedah lebih plong," yakin lajang berusia 22 tahun.
Ups hampir lupa, lihat tuh spatbor depannya. Hasil kolaborasi antara milik Kawasaki ZX130 dan Ninja. Keduanya dipenggal dan dipasang seperti terlihat di foto. Diklaim ala Hypermotard. (otomotifnet.com)
Honda Tiger Robot Buntung
Desain yang tajam dipadu konsep custom membuat wajah Honda Tiger nyaris lenyap. Itulah maha karya G Mod yang terinspirasi konsep Euro Figh ter. ”Awalnya sich model minor fighter. Namun karena tak sesuai selera maka stylenya kuubah,” ujar S Waluyo, punggawa Tarantula Motor Jambi. l cand/tito
SASIS DAN BODI
Konsep euro fighter kian kental setelah bagian sasis utama (penyangga mesin) original disambung ke frame belakang. ”Untuk pipanya kupake ukuran 3/4 bulat dengan tebal 2mm,” tutur Waluyo. Sedangkan trik penyambungannya, kreator tersebut menggunakan model knock down alias disambung via mur dan baut. Nampak kekar setelah tangki yang muat 5 liter merujuk bahan fiber dipadu dengan tubular. ”Bahan frame tubularnya dari pipa bulat ukuran 2 inci,” imbuh Waluyo.
CUSTOM HEADLAMP
Sorot cahaya kian terang setelah headlamp yang dibalut kedok custom mengaplikasi reflector Supra X 125 sedang stoplamp Honda Grand. ”Supaya terkesan eurofighter maka kupake knalpot 1-2 yang mana lubang satu dipecah dengan muffler double,” lanjut pria yang akrab disapa Gondrong.
KAKI-KAKI
Proyek yang kedua yakni merombak bagian kaki-kaki. Nampak gagah setelah selongsong sok depan merujuk up side down variasi. Sedangkan bagian belakang dicustom monoarm. ”Untuk lengan ayun kupake custom dengan bahan plat besi tebal 5 mm yang dilas karbit,” tutur Waluyo. Selanjutnya untuk anjrutannya mengaplikasi monosok YSS milik Honda NSR.
PELEK DAN DISCBRAKE
Agar konsep Eurofighter nampak selaras maka pelek depan belakang diperkokoh. ”Kali ini aku pake pelek depan RGV double disc sedangkan belakang custom pelek mobil yang kucustom,” beber Waluyo yang menunjuk karet ban IRC 120/70-17 depan dan Bridgestone 190/50-17 belakang. Makin pakem sistem pengeremannya setelah depan menggunakan piringan PSM yang dijepit dengan kaliper KTC. Sedangkan belakang custom dengan menggunakan piringan variasi yang dijepit disc brake Supra.
SPEK MODIF
SOK DPN : Up side down variasi,
DISCBRAKE : PSM,
KALIPER : KTC, SUPRA,
PELEK DPN : RGV,
PELEK BLKG : limbah mobil,
BAN : IRC, Bridgestone,
BODI : custom,
SOK BLKG : YSS,
LAMPU DPN : Supra X 125,
LAMPU BLKG : Grand,
CAT : Blinken,
VERNIS : Blinken,
MODIFIKATOR : Tarantula Motor - Gondrong Modification, Jalan Sani Bandung, Seiputri - Jambi. 085764003800.
Modifikasi Honda Astrea Prima, Transgender Dua Silinder!
“Kruk as pakai aslinya, tapi dengan penambahan 1 setang piston, pemasangan meniru punya Harley,”
Purwokerto - Honda Astrea Prima terlahir sebagai motor bebek yang terkenal nyaman dan tangguh di massanya. Tapi di tangan Benny Z, sang pemilik, identitasnya diubah 180 derajat. Dari bebek jadi motor sport lengkap dengan mesin dua silinder.
Wuih..Sebelum jadi motor sport, pekerjaan pertama adalah merombak mesin. Benny yang tinggal di daerah Mersi, Purwokerto, Jateng tak mau tanggung. Mesin yang aslinya hanya berkapasitas 97 cc dirombak jadi 2 kali lipat. Tak hanya kapasitas, tapi juga silindernya tambah satu!
Mesin berubah jadi V-twin, dengan kruk as ala HD
Dengan demikian kata Alip lebar kruk as tak berubah, makanya crank case pun tak perlu dilebarkan. “Setelah itu tinggal tambah daging bagian atas untuk pemasangan silinder baru,” lanjut pebengkel yang beralamat di Jl. Pasir Muncang, Purwokerto Barat.
Lengan ayun custom model pro arm, dipadu ban 200/50-17, garang!
Sektor pengapian dan suplai bensin, tiap silinder dapat jatah sendiri-sendiri. Di antaranya 2 CDI Satria F150, 2 koil Blue Thunder dan 2 karburator Yamaha Scorpio. Mesin beres, langsung pindah ke bengkel Ripto Custom Bike (RCB) untuk pengerjaan sasis, bodi dan kaki-kaki.
Finishing airbrush bertemakan wayang Pandawa Lima garapan Toekang Cet
Sedang tangki dan bodi belakang, menurut modifikator yang akrab disapa Kang Ripto ini dibuat pakai fiberglass tanpa referensi motor manapun. “Langsung saja bikin dari yang ada di otak, hehee...,” kekehnya.
Upside down berpadu dengan setang jepit dan spidometer digital
Temanya mencomot dari cerita wayang Pandawa Lima.Jadi inilah hasil dari transgender sebuah Astrea Prima. Cakep! •(otomotifnet.com)
Pelek: TK 3,5x17 & handmade 8x17
Ban: Dunlop 120/70-17 & 200/50-17
Knalpot: Werkes
Teromol: Tiger Custom & Vario
Cakram depan: PSM
Kulit Jok: MBTech
Upside down: aftermarket
Setang: Suzuki GSX-R1000
Master rem: Yamaha YZF-R1
Spidometer: Koso DB02R
Lampu depan: projektor Ultimate
Sokbeker: KYB Byson
Swing arm: handmade
Rangka: Honda GL custom
Oil cooler: Suzuki Satria F150
Cylinder Head: Honda Supra Fit
Karburator: Yamaha Scorpio
Koil: Blue Thunder
CDI: Suzuki Satria F150
Alip Jaya Racing: 0857-26577806
Ripto Custome Bike: 0816-4289149
Modifikasi Bajaj Pulsar 180 DTS-i, Jadi V-Rod Bikin Penasaran
Tangerang _ Bajaj Pulsar 180 DTS-i sudah biasa kalau ganti ubahan ke gaya turing, namun itu kurang mengena buat Sandy Salim. “Saya pengin rombak penampilan yang orang-orang belum pakai dan mau bikin orang penasaran,” ucap warga Cipondoh, Tangerang, Banten ini.Ubahan yang dimaksud pemilik motor keluaran 2012 itu adalah mengacu Harley Davidson V-Rod. Untuk urusan mengubah, Sandy menyerahkan ke Amir Prasetyo, punggawa bengkel Victory of Death (VOD) di Jl. KH. Hasyim Ashari, Ciledug, Tangerang, Banten.
“Tema modif chopper di Pulsar 180 DTS-i, butuh ketelitian tinggi. Beberapa bagian rangka harus dipangkas dan harus terlihat proporsional. Kalo kelihatan tinggi sedikit aja, bakalan gak enak dipandang. Selain itu, menyesuaikan postur tubuh dari pemiliknya,” ungkap Amir.
Sebagai prosesi pertama, rangka belakang menjadi sasaran empuk dengan memotong sampai dudukan as sok belakang. Lalu, dibuat agak naik membentuk jok custom ala V-Rod. Sedangkan tangki aslinya diganti pake plat galvanis handmade VOD.
Supaya gak penasaran, monggo lihat detail P180 V-Rod ya! •(otomotifnet.com)
Pijakan kaki pakai plat bordes
Sesuai konsep V-Rod, knalpot dibikin dua, kiri dan kanan
Pelek depan-belakang : V-Rossi, 2.50x17 & 4.00x17
Ban depan-belakang : Zeneos Turino, 120/60-17 &160/60-17
Footstep : handmade VOD
Knalpot : MS3
Tubular : pipa 3/4 inci
Tangki : handmade VOD
Cakram depan-belakang : Nagoya & Honda Tiger Revo
Spatbor depan-belakang : handmade VOD
Setang : custom VOD
Lampu : custom VOD
Jok : custom VOD
Cover engine samping : Custom VOD
Estimasi biaya : Rp 15 juta
Victory of Death (VOD) : 021-93456656
Kamis, 26 Februari 2015
Kawasaki er-6 gagal Cafe Racer Jadi MF
Pertama melihat modif Kawasaki ER-6n motor
ini, banyak yang mengira mengikuti aliran Purwokerto Style alias Street
Fighter yang lebih dikenal dengan Minor Fighter. Tapi, memang pribahasa
mengatakan jangan pernah menghakimi sesuatu kalau belum tahu dan tahu
lebih.
“Tapi, wajar saja orang masih menerka-nerka acuan modifikasi yang diaplikasi di ER-6n ini. Awalnya konsep yang sudah disepakati café racer, tapi di tengah jalan konsepnya malah berubah,” ujar Ujang Daelami, modifikator yang nengok dipanggil Uj.
Berubahnya konsep awal yang café racer saat prosesi pemotongan sasis belakang sekitar 50 centimeter. Setelah dipotong dan motor dalam keadaan telanjang, sang owner bercetus, “Bodi belakang mending dibikin mirip seperti buntut Ducati Diavel,” kata Adhityo Riestyandi alias Adit yang juga punya Ducati Diavel AMG digarasi rumahnya.
Dengan permintaan seperti itu, Uj manggut-manggut saja. “Sehingga konsep café racer berubah ke ubahan dengan tema baby Diavel,” curhat Uj. Ciri khas Diavel terletak di buntut belakang yang pipih nan futuristik dan tangki yang segede gaban tapi proporsional.
Urusan cat, Uj lebih percaya pakai merek Spies Hacker. Warna dipilih abu-abu dop yang lebih dekat ke cokelat. Agar dop masih kentara, soal clear juga masih pakai satu merek.
Motor Ducati yang bergaya Sport Cruiser tentu punya ciri khas lain juga, yaitu profil ban belakang yang extra gambot berukuran 240/45-17. Tapi, agar tarikan mesin ER-6n enggak kedodoran karena hanya memiliki mesin 650 cc, jadi hanya aplikasi pelek 5,5 inci kepunyaan Kawasaki ZX-6 dikombinasi ban belakang 180/55-17.
“Ukuran segitu sudah cukup besar,” papar Uj yang bermarkas di Jail Bodywork Jl. Raya Caman No. 7, Jati Bening, Bekasi Selatan.
Hasil akhirnya memang cukup unik, bisa dibilang tiga aroma acuan modif ada dalam ER-6n kepunyaan Adit ini. Secara total nuansa street fighter didapat dari tampilan buntut buntung dan otot kekar. Sedangkan aroma Diavel terdapat di buntut belakang dan tangki gambot, ditambah kalau dilihat dari samping terlihat seperti café racer. Menurut kalian gimana?
DATA MODIFIKASI
Sokbreker belakang: Showa
Handle rem + kopling: Ducati 848
Tabung rem: Rizoma
Carbon look: Variasi
Handle rem + kopling: Ducati 848
Tabung rem: Rizoma
Carbon look: Variasi
Honda Beat ,Matic Fighter
Memang matic fighter pernah muncul beberapa bulan lalu di Purwokerto. Karena bicara street fighter tak bisa lepas dari kota mendoan itu. Sampe-sampe aliran ini disebut WJS (West Jateng Style), gaya street fighter dari Jawa Tengan bagian barat. Bahkan sampe muncul kaum minor fighter (MF) yang sarangnya di sana.
Virus WJS kini menyebar ke seluruh nusantara. Termasuk Tasikmalaya yang berjarak 180 km dari kota gorengan tempeitu. “Benar bro… Coba aplikasi di matic. Bosan rasanya melihat di motor sport dan bebek melulu,” bilang modifikator kelahiran 1985 ini.
Dimulai dari rangka baru berbahan pipa tertata rapih menopang bodi. Tak bisa dipungkiri frame model Ducati Monster jadi inspirasi. Banyak yang aplikasi tulang-belulang model beginian. Namun yang terap di matic layak dapat aplus.
Pipa model tralis mampu mendongkrak tampang petarung jalanan yang menonjolkan kekarnya otot-otot. Membuat aura kuat street fighter terpancar.
Selain itu dipadu dengan sesuatu yang nyleneh juga. Coba menerapkan gaya sepeda low rider pada sektor kaki depannya. Menggunakan model garpu atau beken disebut capit udang. Kemudian dipadukan dengan monosok.
“Butuh waktu tiga bulan agar kinerja sempurna dan bisa didaptkan keseimbangan sesuai yang diinginkan. Menggunakan pipa yang tebalnya 3 mm untuk menopang sok,” beber modifikator yang pasang piercing pada kedua telinganya itu.
Gabungan konsep street fighter dan low rider pada kuda besi milik sang modifikator ini, merupakan suatu kombinasi yang menarik. Konsepnya menerapkan ubahan yang tergolong tidak biasa. Sesuai dengan pembesut gaya petarung jalanan yang anti kemapanan. Katanya menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya namun tetap funsional dan mengandung makna estetika.
Aksi sang modifikator berakhir pada laburan warna hitam pada sekujur body dan guyuran merah pada frame. “Pilihan warnanya disesuaikan dengan kesukaanku juga, bro,” tutup punggawa Street Custom Modification (SCM) ini.
Satu lagi filosofi yang ditunjukkan oleh Tommy. Berusaha menyelami aliran yang diaplikasi di motornya. Bukan hanya konstruksi belulang, suspensi dan kelir bodi juga dibuat sesuai tema awal.
Aliran street fighter memancarkan sesuatu yang seram. Dipilih kelir hitam untuk bodi untuk menguatkan aliran gaya petarung jalanan itu.
Hitam juga identik dengan low rider atau hot rod. Biasanya dipadukan dengan blink-blink seperti biasa dipakai kaum kulit hitam di mobil sedan hot rod.
Termasuk merah menyala. Ini biasa dipakai penyuka aliran hot rod di mobil. Jadinya memancarkan kelir yang kontras antara hitam dan merah itu.
DATA MODIFIKASI
Ban depan: Swallow 120/60-14
Ban belakang: Swallow 140/60-14
Sok depan: Jupiter MX
Sok belakang: Suzuki Satria
Stang : Custom
Honda Tiger Khusus FighterDAY
Karena alasan itu, Ginting pemilik Honda Tiger sudah menyiapkan tunggangannya lebih awal. Apalagi sebagai kaum Minor Fighter sejati yang berbasis di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, momen ini tidak akan disia-siakannya.
“Untuk hadir di acara akbar itu, tampilan motor enggak boleh biasa-biasa saja. Kayak gak serius nanti dilihatnya. Oleh sebab itu, tampang Tiger 2001 saya maksimalkan,” ujar Ginting yang sudah nggak tahan mau cepat ke lokasi.
Dibantu Udin, modifikator ‘Bondus Bikes’ yang berlokasi di Jl. Letkol. Sugiono, Pondok Bambu, Jakarta Timur. Ginting mempercayakan sepenuhnya kepada Udin, mantan anak buah Agus DJ punggawa X-K Bike Design from Purwokerto yang kini buka di Jakarta. Agus DJ adalah pendiri Minor Fighter.
Keinginan Ginting memaksmilkan ubahan motornya beralasan. Itu karena basic Honda Tiger yang awalnya sudah dimodifikasi dirasa kurang maksimal dan konsepnya masih jauh dari harapan. Padahal, kaki depan-belakang sudah mengacu tunggangan khas Minor Fighter.
Terlihat pada pemasangan sok depan upside down Suzuki GSX400 yang mantap menopang sasis. Peredam kejut ini pun dipermanis penerapan setang baplang juga batok lampu minimalis khas moge naked bike. Adapun kaki belakang, pakai swing arm Kawasaki ZX7 model lawas yang model link armnya sistem unitrack.
“Lalu baik sok depan maupun belakang, biar pas diisi pelek lebar Honda CBR Fireblade 929, sudah termasuk cakram depan-belakang,” imbuh Udin yang menggarap motor Ginting.
Lalu potongan rangka belakang dikondom bahan serat fiber biar kelihatan apik. Begitu juga deltabox bikinan yang dipasang pada bagian bawah tangki model futursitik dan juga dibuat dari serat fiber. Dibilang fituristik karena bentuk tangki seirama dengan bentuk meruncing dari airscoop.
“Selain airscoop, engine guard ikut dibikin meruncing. Desain ini mengikuti bentuk tangki motor yang secara konsep, juga sudah sesuai dengan tongkrongan Minor Fighter yang secara konsep memang sudah lama dikenal,” ingat Udin.
Kalau sudah begono, bisa jumpa banyak kawan di Minor Fighter ya. Keep safely dan salam hangat.
DATA MODIFIKASI
Ban : Pirelli dan Michelin
Grip stang : Variasi
Knalpot : Custom
Mesin : Harry Motor
Pengecatan : Eka Custom Paint
Modif Dua Merk,Satu Aliran
Perbedaan merek dua pabrikan motor, bukan menjadi halangan untuk menyamakan aliran modifikasi. Adalah Fery Mauludin pembesut Honda Mega Pro dan Irfan Bondus yang punya Yamaha Scorpio Z membangun motor jadi keluarga Minor Fighter. Acuan modifikasinya sudah tentu street fighter.Kalo sudah sehati tinggal realisasi. Kedua sahabat ini, mempercayakan rebuild ke Dien’s Bike, yang ngendon di Jl. Kolonel Sugino No. 24, Pondok Bambu, Jakarta Timur. Dien’s Bike memang tergolong produktif urusan modifikasi.
Untuk meredam getaran akibat jalan raya Indonesia yang kurang bersahabat, keduanya kompak aplikasi sok model upside down di haluan depan. Namun untuk pemilihan merek, mereka ogah sama. Scorpio Irfan, mengusung copotan satu atap alias sepabrik, doi pakai sok Yamaha R1. Sedangkan di Mega Pro Fery sedikit selingkuh dengan pabrikan lain, adopsi Suzuki GSX-R 400.
“Pemasangan kedua sok upside down ini, tinggal penyesuaian di bagian as komstir. Seperti di motor Scorpio, as komstir kepunyaan Yamaha R1 harus dikecilkan dulu agar bisa dipasang di lubang komstir Scorpio,” jelas Hanas Choerudin yang biasa dipanggil Udin sang modifikator.
Yang dimaksud full frame custom yaitu semua frame atau sasis motor dibuat ulang. Untuk modifikasi full frame custom dilakukan di Scorpio biru buntung.
Dari 50% frame custom yaitu sasis original yang diambil hanya centerbone saja. Sedangkan backbone dipotong dan digantikan dengan rangka baru yang juga berbahan seamless. “Ukuran diameter pipa seamless yang digunakan antara 1, 1,5 dan ¾ inci.
“Ubahan ini bukan karena beda pendapat. Tapi, karena keadaan rangka Scorpio, ketika mengalami penggantian mono arm, rantai mentok ke sasis dudukan arm. Jalan satu-satunya rangka harus dibuat ulang,” kata Udin.
Sedangkan di Mega Pro masih aman ketika menggunakan arm lebar. Karena tipe sasis yang mono tube. Bayangkan gir depan saja tergeser hingga 6 cm dari standarnya. “Tapi karena inilah full frame custom jadi sebuah virus yang merambah di MF Simpul Jakarta,” seru Udin.
Modifikasi aliran boleh sama, namun selera keduanya jangan sampe disamakan. Nanti malah jadi motor kembaran, kan malah monoton. Buat memperkuat aura street fighter, harus mengalami banyak ubahan. Seperti penggantian swing arm. Biar membumi, Fery lebih memilih lengan ayun seperti kabanyakan yang masih double arm, aplikasi dari Honda CBR 1100 XX. Dipadukan pelek lebar Kawasaki ZX-7R dan ban gembot kepunyaan Michelin.
Sedangkan Irfan adopsi mono arm kepunyaan motor asal Inggris yang berngaran Triumph Daytona, satu set dengan pelek belakang. Tapi, pelek depan doi malah aplikasi kepunyaan Yamaha R1. “Biar lebih keren dibanding yang lain, dan bikin virus baru di kalangan keluarga Minor Fighter,” seru Irfan yang bukan Irfan Bachdim.
“Penyesuaian sudah pasti dibagian dudukan lengan ayun, semua swing arm disesuaikan ke rangka saja. Karena ukuran swing arm yang lebar otomatis, gir belakang harus ngikutin dan solusinya 6 gir ditumpuk lantas dilas agar garis pertemuan gir depan belakang bisa center,” seru Udin yang bukan Udin Petot. He..he...
Ciri khas dari sononya memang Keluarga Minor Fighter, buntutnya buntung seperti modif di Scorpio biru ini. Tapi, kan yang namanya keluarga bebas saja untuk memilih buntut model buntung atau berekor. “Yang pasti mah single seater deh,” kata Fery yang keluarga Minor Fighter Simpul Jakarta ini.
Pemanjangan buntut alias ekor di Mega Pro ini lewat aplikasi pipa seamless ¾ inci yang dibikin sekitar 50 cm. lanjut dibalut cover berbahan fiber, untuk penutup backbone baru biar lebih tampil ciamik dan rapi yang didesain meruncing kebelakang. Dikombinasi stop lamp LED, biar aman ketika mau berhenti.
Buntut Scorpio dibikin dari pipa besi dengan ukuran sama namun panjangnya hanya dibedakan 20 cm. Sehingga didapat kesan buntung.
Buat mempertegas Keluarga Minor Fighter, Irfan sedikit ngasih tanda di jok yang dibikin buntung dengan patch bertulisan “MINOR FIGHTER-WILD RADICAL RESPECT”. Irfan juga tak lupa untuk memasang stoplamp bernuansa LED. Wih kompak tuh he he.
DATA MODIFIKASI
Honda Mega Pro
Sok belakang: Kawasaki ZX-7R
Knalpot : Custom by Stanlee
Paint work : Danagloss
Pelek : Kawasaki ZX-7R
Yamaha Scorpio Z
Spidometer : Koso RX-1N
Lampu depan : Hella
Sok belakang : Honda CBR 1000R
Knalpot : Custom by IMS Chuenk Footstep : Yamaha R6
Honda Tiger Modif Real Fighter
Anas Choerudin dari Dien’s Bike (DB)
Jakarta, merupakan salah satu builder bergaya street fighter (SF) dengan
ciri khas permainan detail kuat. Seperti dilakukan di Macan Noceng
alias Honda Tiger milik Eko Purwanto yang bekerja di PT Astra Honda
Motor (AHM).
“Akhir tahun ini saya menonjolkan tema tajam dan runcing pada lekuk bodi. Bodi SF yang gendut-gendut saya tinggalkan. Hasilnya ya seperti ini, karakter kuat ditonjolkan dengan bentuk penuh lekuk dan menyiku,” buka Udin, panggilan beken modifikator berambut jabrik ini.
Makanya ubahan bodi jadi super detail. Hitungan, pasti! Pertama hitungan konstruksi bodi. Modifikator ramah ini merangkai pola bodi dengan konsep street fighter ala West Jateng Style alias WJS. Cirinya jok single dengan bentuk bodi minimalis. Namun tidak asal nempel bodi, tapi beberapa bagian item bodi dibuat detail dengan ornamen menarik.
Pengaruh gaya WJS ini merupakan efek dinamis dalam satu wadah. Yaitu DB merupakan salah satu roda penggerak modifikasi bergaya SF di Jakarta dengan latar belakang satu kaum Minor Fighter (MF). Pelopornya tentu saja Agus Djanuar from rumah modifikasi XKBD, Purwokerto. Dulu Udin belajar bermain fiberglass dari Agus DJ. Makanya kental pengaruh WJS.
Olahan sasis, modifikator kucil alias kurus kecil ini cuma memotong 25 cm frame asli belakang. Lantas frame diganti pipa diameter 22,5 mm dengan desain naik. Sebab bagian buntut dibuat nungging sedikit.
"Eko merupakan biker yang suka aksi. Doi cuma pesan bikin bodi simpel dan daily use. Bukan hanya malam minggu dipakai, tapi bisa dipakai harian juga,” cuap Udin dari gerainya di Jl. Kolonel Sugiono No. 24, Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Ciri desain serba sharp nongol pada semua sektor. Bagian awal olahan bodi fokus pada dimensi tangki. Bentuk tangki, Udin hanya mengukur dimensi tempat duduk, dibuat dengan tinggi sekitar 70 cm dari atas tanah. Sesuai dengan tinggi Eko si empu-nya motor.
Terlihat besar memang, namun jika ditengok dari atas baru ketahuan kalau dimensi tangkinya sebenarnya kecil. “Sengaja dibuat pipih pada bagian belakang, agar enak dikempit jika dipakai riding. Terlihat besar sebab saya bikin tanpa shroud atau sayap tangki. Agar tangki terlihat padat,” jelas modifikator yang enggak pernah sepi order ini.
Efek tangki terasa jumbo juga berasal dari bentuk buntut pipih. Ornamen dibuat minimalis dengan lekukan tajam hingga ujungnya. Mantap!
DATA MODIFIKASI
Ban depan: Metzeller 120/60-17
Ban Belakang: Michelin 190/50-17
Swing arm: GSX 600
Sok depan: ZX 750
DB: 0812-2818-8273
Kawasaki Ninja 250 Modif 360 Derajat
Kebanyakan Kawasaki Ninja 250R dimodifikasi
sport full fairing atau klasik sekalian. Berbeda dengan Wildan yang
tidak suka tampilan motor sport. “Supaya menarik mata pengguna jalan
lain, diubah model Minor Fighter (MF),” bilang Wildan from Suroboyo.
Proses perubahan dilakukan KM7 Modified di Jl. Keputih Timur, Surabaya. Dituding sebagai bengkel khusus menangani ubahan tersebut.
Sub frame Ninja 250R diamputasi untuk diganti model nungging. “Menggunakan pipa besi diameter 1,5 cm. Tidak terlalu besar, hanya pakai 2 pipa supaya terlihat lebih kokoh daripada 1 pipa tapi besar,” ungkap Surya Mahardika, bos MF asal Tulunggung itu.
Mengikuti bodi belakang yang ramping, Surya melanjutkan dengan ubahan tangki yang sengaja dibuatkan ulang dari fiberglass. “Diperkecil kapasitas tangki kini jadi 6 liter,” urai pria yang suka film warkop DKI ini.
Setelah tangki selesai, Surya melihat rongga kosong di sisi bawah tangki. Sekalian dibuatkan rangka tubular untuk menutupi kekosongan di bagian tersebut.“Pakai pipa berdiamter 3,8 cm. Dibuat bercabang untuk penahan airscoop yang ada di kanan dan kiri,” imbuh juragan KM7.
MF lebih cocok digabungkan kaki-kaki limbah moge. Mulai dari pelek, monosok, pro arm disumbang Ducati 1098. “Namun mesti menambah besi U untuk mengapit pro arm,” ungkap modifikator muda ini.
Kalau sudah berubah seperti ini dijamin banyak mata yang melirik ya bro.He.. he.. he..
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Michelin 190/55-17
Ban belakan : Pirelli Diablo 120/70-17
Knalpot : Ducati Paniagle
Arm : Pro Arm Ducati
KM7 Modified : 0856-4906-9001
Senin, 19 Januari 2015
Modifikasi Vario150 pertama di indonesia.
Yang pertama kali terekpos jelas kaki-kakinya, mata tidak akan lepas dari sektor tersebut, yang kedua, jelas wajahnya, seperti kenal tapi kok berbeda.. Jelas lah wong bagian atas mukanya sudah dipermak kaya permak levis :D
Penasaran, mang Saka berkeliling memutari sosok Vario Maxi ini, apa saja ya yang diganti selain kaki-kaki dan wajah? Okeh simak yah baraya, biar ahoyyy…
Meski headlampnya sangat Vario sekali , namun terlihat berbeda karena bagian atasnya menggunakan windshield PCX. What? Berarti bagian atas rubah semua dong? Betul sekali
Vario Modif ini sudah menggunakan tipe setang jepit dari merek NUI Racing. Posisinya juga menjadi lebih pendek baraya… membuat sedikit menunduk, ahooyy…
-Area Speedometer
Ubahan sektor setang jelas membuat speedometer lawas jadi hilang, sebagai gantinya digunakanlah speedometer digital dari Koso, entah tipe berapa.
-Sektor Bodi
Untuk joknya sudah dirubah menjadi tipe semi single seat, meski terlihat satu tempat duduk namun masih ada ruang untuk pembonceng. Bagian buritan juga dibuat ala motor sport dengan style buntut tawon
-Exhaust
Untuk menunjang penampilannya yang sudah sporty, exhaust dibuat secara custom Hampi Mirip Kawasaki H2 untuk mengimbangi tampilan yang ada
-Kaki-Kaki
Ini dia yang mendapat sentuhan lebih. Ban depan gambot dari swallow dengan ukuran 120/70/14, belakangnya sial lupa, tapi sepertinya 140/70/14 baraya…. Suspensi depan sudah Up Side Down! Dengan menggunakan segitiga bawah sepertinya milik motor sport/laki.
Suspensi belakang
masih satu dengan ulir berwarna merah, tidak jelas dari merek apa karena tidak terlihat euy baraya. Nah yang paling juoss itu adalah velgnya, menggunakan merek gram lights!! Gram lights merupakan velg yang dibuat oleh merek dagang Rays, nama terkemuka di dunia roda empat, nama yang sama yang mengeluarkan merek Volk Racing dan Homura. Ini sih mahal di velg keknya :D
Sementara itu sektor pengereman sudah menganut cakram dobel, depan dan belakang. Akibat pemakaian ban dan velg lebar serta pengaplikasian rem cakram belakang, maka air filter chamber harus dipensiunkan…
Bagian Belakang Kiri |
Depam Kanan |
Berapa dana yang sudah dihabiskan untuk membuat modifikasi New Vario 150 menjadi seperti ini? Dikabarkan mencapai -+35 juta baraya!! Ueedan, bisa dapat dua unit Vario 150 tipe exclusive nih… Harga sebuah kepuasan modifikasi memang langit lah batasnya :)
Honda Mega Pro 2011 Modif Body Full Custom
Jakarta
- M. Mansur, bekerja di salah satu perusahaan perakitan motor. Untuk
aktifitas sehari-hari ke kantor selalu mengendarai Honda Mega Pro.
“Bosan sama aliran minor fighter, makanya sekarang diubah lagi dan kali
ini biar lebih rapi,” bukanya.
Konsep
yang diinginkan gak jauh dari sebelumnya, yakni street fighter dipadukan
dengan bodi dan ban gambot membuat tampilan lebih padat. Buat melakukan
proses ubahan yang diinginkan Mansur, maka motor langsung dikirim ke
Bengkel Modif X-treme Custom alias BMX Custom daerah I Gusti Ngurah Rai,
Cipinang, Jaktim.
“Sesuai
permintaan, maka diapliaksikan full body custom dari fiberglass.
Sedangkan kaki-kaki tunggangan pake produk aftermarket profil lebar.
Pengerjaan diperkirakan bisa selesai sekitar 1 bulan,” bilang Daeng
Maming, modifikator BMX Custom.
Nih, foto tunggangan si Mansur, bro! •(otomotifnet.com)
-Riding makin gagah dengan setang lebar dari baros |
-Swing arm Custom ala Kawasaki Ninja ZX-6
|
-Suspensi depan diredam upside down merek Zox |
DATA SPESIFIKASI
Pelek depan-belakang : V-Rossi, 3 inci & 4,5 inci
Ban depan-belakang : Corsa, 90/80-17 & Comet 150/60-17
Sok depan : Zox
Cakram depan-belakang : aftermarket
Cakram depan-belakang : aftermarket
Bodi : full custom fiber
Batok lampu : handmade Custom
Tangki : kondom Bajaj Pulsar 220
Buntut : Ducati
Jok : custom
Jok : custom
Setang : Baros
Handle rem : NUI
Knalpot : Nob1 SS
Esimasti biaya : Rp 13 jutaan
BMX Custom : 0815-84990915/085880640409
Langganan:
Postingan
(
Atom
)